TEMA PELAYANAN:

TEMA PELAYANAN:
Tema dan sub tema pelayanan GAMKI 2015-2018

Jumat, 03 Juni 2016

GAMKI KECAM AKSI REPRESIF APARAT KEPADA KADER GMKI

Desak Kapolresta Manado Dicopot


Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus, Wartawan ManadoExpress Kelly Korengkeng dan Tim ME... Gambar Klipping, ME, Swara Kita dan Manado Post


TRIBUNMANADO.CO.ID,TONDANOAksi anarkis dan pemukulan yang dilakukan oleh polisi terhadap mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Manado saat melakukan aksi damai di DPRD Manado kemarin mendapat kecaman dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)Sulut.
"GAMKI Sulut mengecam tindak represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. Padahal teman-teman dari GMKImelaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum," ujar Meidy Tinangon ketua GAMKI Sulut.
Padahal menurutnya, materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba."Sebenarnya apa yang mereka suarakan itu baik, dan tempatnya juga kan di rumah rakyat, tempat untuk menyuarakan aspirasi rakyat, kenapa harus ditindaki seperti itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, polisi harusnya cukup mengamankan saja, jika ada aksi merusak atau tindakan anarkis terhadap anggota DPRD Manado barulah mereka amankan."Tapi ini kan mereka aksi damai, kenapa justru polisinya yang anarkis, ini kan aneh," jelas dia.
Tindakan polisi tersebut juga dianggap melukai demokrasi diSulut."Sebenarnya aksi damai itu biasa terjadi," jelasnya.
Untuk itu GAMKI Sulut meminta Kapolda Sulut mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum polisi yang bersikap represif terhadap mahasiswa GMKI Manado tersebut.
"Kami minta Kapolda Sulut tindak tegas oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais tersebut dan tidak menghargai asas demokrasi," jelas dia.

Manado, ME

Gelombang perlawanan berbagai elemen masyarakat Nyiur Melambai menyasar Korps Bhayangkara. Aksi pemukulan oknum Polisi terhadap sejumlah mahasiswa/aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) saat menggelar demo di kantor DPRD Manado, Rabu (1/6) kemarin, jadi pemantik.


Nada protes itu seperti yang dilayangkan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut). Organisasi pemuda kristen ini mengecam tindakan represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. "Padahal teman-teman GMKI melaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum. Bahkan materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba," sembur Ketua GAMKI Sulut, Meidy Tinangon MSi.


Terkait hal tersebut, GAMKI mendesak Kapolda Sulut, Brigjen Pol Wilmar Marpaung, menindak tegas oknum Polisi yang telah melakukan tindakan tak terpuji itu. "GAMKI meminta Kapolda mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang bersikap represif tersebut. Oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais, yang merusak citra Polisi sebagai mitra masyarakat," tandas Tinangon.


Diketahui, demonstrasi yang dilakukan puluhan aktivis GMKI Manado, Rabu kemarin, berakhir ricuh. Sejumlah aktivis jadi korban. Sementara itu, sejumlah pendemo diciduk aparat. Suasana Kantor DPRD Manado pun ‘tegang’.

Dalam bentrok yang terjadi, sejumlah aktivis GMKI terlihat berdarah. Ada yang luka di bagian kepala, wajah hingga punggung. Tindakan aparat tersebut memantik reaksi berang dari berbagai elemen masyarakat. Di media sosial facebook, bertaburan kecaman warga terhadap aparat. Para penegak hukum dinilai tak pantas melakukan tindakan kekerasan terhadap para aktivis. Apalagi mereka sedang berjuang melawan kejahatan narkoba yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia. (kelly korengkeng)

- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-12258-gamki-sulut-kecam-penganiayaan-aktivis-gmki.html#sthash.Apw4urX8.dpuf
Pertemuan Kader dan senior GMKI - GAMKI dengan Kapolda

GAMKI SULUT DORONG PENCOPOTAN KAPOLRESTA MANADO
Gelombang perlawanan terhadap aparat penegak hukum ikut digoyang organisasi pemuda lain di Sulut. Gerakan Angkatan Muda Kristen Indoensia (GAMKI) ‘mengaum’. Kepala Kepolisian Resort  Kota (Kapolresta) Manado didesak dicopot.

Kecaman keras terhadap tindakan oknum-oknum aparat Polresta Manado dan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) dipertegas. Tindakan brutal tersebut melukai iklim  dan semangat berdemokrasi. Bagitu pula, melukai pemaknaan hari lahirnya Pancasila. “Tindakan itu juga merusak citra polisi sebagai mitra masyarakat. Secara khusus untuk oknum tim Paniki yang terlibat penganiayaan. Kesuksesan menangkap pelaku kejahatan yang selama ini dilakukan, tercoreng dengan tindakan penganiayaan kepada mahasiswa yang justru mensuport tugas kepolisian dalam konteks darurat narkoba,” urai Ketua GAMKI Sulut, Mediy Tinangon.

Organisasi pemuda kristen ini mengecam tindakan represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. "Padahal teman-teman GMKI melaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum. Bahkan materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba," sambung Tinangon.
GAMKI mendesak Kapolda Sulut, Brigjen Pol Wilmar Marpaung, menindak tegas oknum polisi yang telah melakukan tindakan tak terpuji itu. "GAMKI meminta Kapolda mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang bersikap represif tersebut. Oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais, yang merusak citra Polisi sebagai mitra masyarakat," tandas Tinangon. “Saya tadi (kemarin, red) sebagai senior GMKI dan ketua GAMKI Sulut, hadir dalam  pertemuan dengan Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah. Kami sudah berbicara. Kami berharap  Kapolda memenuhi janjinya untuk memproses aparat yang terlibat,” tukasnya.

Dalam pembicaraan tersebut, para pemuda mengkritisi pernyataan Kapolresta Manado bahwa anggotanya tidak melakukan penganiayaan. “GAMKI menganggap bahwa hal tersebut adalah pembohongan publik dan pembelaan yang tidak proporsional. Karenanya GAMKI mensupport sikap GMKI yang menuntut Kapolresta Manado dicopot dari jabatannya,” ungkapnya.

Manado Post, 3 Juni 2016
Diketahui, demonstrasi yang dilakukan puluhan aktivis GMKI Manado, Rabu kemarin, berakhir ricuh. Sejumlah aktivis jadi korban. Sementara itu, sejumlah pendemo diciduk aparat. Suasana Kantor DPRD Manado pun ‘tegang’.

Dalam bentrok yang terjadi, sejumlah aktivis GMKI terlihat berdarah. Ada yang luka di bagian kepala, wajah hingga punggung. Tindakan aparat tersebut memantik reaksi berang dari berbagai elemen masyarakat. Di media sosial facebook, bertaburan kecaman warga terhadap aparat. Para penegak hukum dinilai tak pantas melakukan tindakan kekerasan terhadap para aktivis. Apalagi mereka sedang berjuang melawan kejahatan narkoba yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia.

- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-12263-%E2%80%98lawan-aksi-represif-aparat-hukum%E2%80%99.html#sthash.FMW5Fi3Y.dpuf



Harian Swara Kita, 3 Juni 2016











Tidak ada komentar:

Posting Komentar