TEMA PELAYANAN:

TEMA PELAYANAN:
Tema dan sub tema pelayanan GAMKI 2015-2018

Senin, 01 Agustus 2016

"Menulis sebagai Alat Transformasi"

GAMKI SULUT Bakal Gelar 'PELATIHAN MENULIS'













Menyadari arti penting menulis, maka DPD GAMKI Sulut bakal menggelar "Pelatihan Menulis bagi Kader GAMKI dan Pemuda Gereja".  Langkah mewujudkan hal tersebut diawali dengan membentuk  Tim Kerja yang akan mempersiapkan pelatihan menulis.

Tim Kerja yang diketuai, Rikson Karundeng, STh, MTeol (Wapemred Media Sulut, Direktur Penerbit "Mapatik", Sekdep Kominfo DPD GAMKI Sulut) dilantik Jumat (29/7) di Remboken usai Ibadah Diskusi /PA bulanan.

Latar belakang dilaksanakan pelatihan ini adalah GAMKI menyadari sebagai organisasi pelayanan, bahwa menulis merupakan alat pelayanan untuk menggerakan transformasi sosial. Kader GAMKI butuh writing skill untuk bisa menjadi opinion leader di tengah masyarakat dengan memanfaatkan media. Disamping itu, sebagai organisasi kader, GAMKI perlu menangkap peluang di bidang tulis-menulis, apalagi di era teknologi informasi dewasa ini.

"Menulis, selain sebagai alat pelayanan dan senjata transformasi sosial, juga menjadi peluang kerja bagi kader yang punya kompetensi," ungkap Ketua DPD GAMKI Sulut Meidy Tinangon.

Tim Kerja dilengkapi dengan struktur lainnya yaitu: Kalfein "Kale" Wuisan, MPd (sastrawan muda Sulut, Komunitas Penulis Minahasa "Mapatik", editor buku) dan Carren Pandeirot, SPsi. (Anggota DEpt Kominfo  GAMKI Sulut, Jurnalis Koran Sindo Manado), serta beberapa anggota Tim  Kerja yang rata-rata adalah penulis dan jurnalis.


Dari Diskusi /Penelaan Alkitab GAMKI Sulut

"Wujudkan Demokrasi Lokal Pilhut yang Membebaskan"

Sebagai organisasi kepemudaan berlatar belakang Kristen, maka wajib hukumnya GAMKI mendasari setiap kegiatan dengan ibadah serta senantiasa mau belajar menggali Alkitab sebagai sumber belajar utama kaum muda Kristen.

Dengan dasar itulah,maka GAMKI Sulut menempatkan Ibadah Penelaahan Alkitab (PA) sebagai salah satu program utama, yang dilaksanakan rutin setiap bulan.

Ibadah PA perdana yang dirangkaikan dengan pertemuaan koordinatif berkala tersebut, dilaksanakan Jumat (29/7) bertempat di rumah Ketua DPC GAMKI Manado yang juga legislator DPRD Sulut, James Karinda SH di Gagaran-Remboken.

Diskusi PA tersebut mengangkat  tema "Demokrasi Lokal Pilhut di Minahasa dan Pembebasan dari Kemiskinan serta kebodohan untuk mewujudkan syaloom Allah". Diskusi dipandu Pnt. Edwin Moniaga, SH, MH senior GMKI/GAMKI yang juga dosen Fakultas Hukum UNSRAT dan mantan Pengurus Pusat GMKI.

Mengangkat bacaan Lukas 4:1-44,  ditemani dingin khas tepian danau Tondano, moniaga menuntun para kader GAMKI Sulut dalam pemahaman teologis.

Salah satu simpulan diskusi adalah GAMKI perlu mendorong agar supaya proses Pilhut terlaksana demokratis dan outputnya benar-benar merupakan pemimpin yang mampu membawa pembebasan. "Kedepan GAMKI perlu mengkaji eksistensi hukum tua, termasuk nilai-nilai kultural yang positif agar supaya dapat memberikan masukan bagi perbaikan struktur pemerintahan wanua (desa), menuju desa yang demokratis dan mampu membawa kesejahteraan atau syaloom Allah", ungkap Moniaga di akhir diskusi.

Selasa, 21 Juni 2016

MENUJU SULUT TANGGUH

GAMKI Sulut Siapkan Program Hadapi Tantangan IPOLEKSOSBUD

Laporan : Arfin Tompodung
Usaha memacu gerak kemajuan di jazirah utara selebes harus dipikul seluruh elemen masyarakat nyiur melambai. Kesadaran itulah yang mendorong Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut) untuk mengambil peran. Salah satu langkah awal yang dilakukan organisasi kepemudaan ini, membedah problematika idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya (IPOLEKSOSBUD) di Sulut.
Jumat (17/6), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GAMKI Sulut menggelar diskusi bertajuk ‘Membedah Problematika IPOLEKSOSBUD Menuju Sulut Tangguh’.  Menurut Ketua DPD GAMKI Sulut, Meidy Yafet Tinangon S.Si M.Si, diskusi ini dilaksanakan untuk membantu GAMKI dalam usaha penyusunan berbagai program ke depan.
“Pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dalam diskusi akan sangat bermanfaat bagi GAMKI Sulut untuk menyusun program yang tepat dengan kebutuhan nasional, terlebih khusus Sulut,” terang Tinangon.
Ditegaskannya, program-program yang akan dihasilkan GAMKI Sulut jelas akan mendukung berbagai upaya pembangunan yang kini dipacu pemerintahan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.
Kegiatan yang dilaksanakan di kampus Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) itu, menghadirkan sejumlah pakar. DR Ferry Liando SIP M.Si membedah topik dari perpektif politik, DR Peggy Mekel SE MA dari ekonomi, DR Ivan Kaunang SS M.Hum perspektif budaya, Pdt DR Richard Siwu STM MA Ph.D persepektif sosiologi, Yopie Pangemanan S.Pd dari pendidikan dan Drs Jermia Damongilala M.Si dari kaca mata aktivis gereja.
selanjutnya, KLIK: http://mediasulut.co/detailpost/menuju-sulut-tangguh 
RAPAT PLENO  I PUTUSKAN SEJUMLAH PROGRAM STRATEGIS
Usai pelaksanaan diskusi panel dilanjutkan dengan Rapat Pleno I DPD GAMKI Sulut yang dipimpin Ketua DPD GAMKI Sulut, Meidy Y Tinangon, Wakil Ketua Bid OKK, Terry Hendra Wowor serta Sekretaris, Billy Kawuwung.
Rapat pleno memutuskan sejumlah program strategis kedepan, diantaranya: pelatihan meunis, pembentukan Lembaga Pendidikan dan Distribusi Kader, Pembentukan Lembaga Kajian Budaya BOSAMI, Pelatihan Kewirausahaan, Diskusi dan Ibadah oikumene rutin.

Jumat, 10 Juni 2016

AKSI BERSAMA GMKI, GAMKI & FORUM SENIOR

Anti Narkoba, Stop Brutalisme Aparat !!!

Orasi Oleh Ketua DPD GAMKI Sulut (Foto: Rivo Gosal)

Laporan Tim Manado Express.co; dan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan

Manado, ME

Ratusan aktivis Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulut dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), beserta para seniornya, Kamis (8/6), ‘menyerang’ DPRD dan kantor Walikota Manado. Pantauan di lapangan, awalnya massa berkumpul di Sekretariat GMKI Manado, Kelurahan Kleak Manado. Massa kemudian bergerak perlahan dan tiba di pintu masuk di kawasan kantor Pemkot dan Dekot Manado, sekitar Pukul 13:00 Wita.

Aksi didahului dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars GMKI. Selanjutnya, orasi dari perwakilan GAMKI, GMKI dan para seniornya, berkumandang bersahut-sahutan. Di hadapan mereka, Polisi Wanita (Polwan) menghadang, dilapis polisi anti huru-hara dan diback up kendaraan penyemprot air milik kepolisian.

Para aktivis perlahan-lahan mendesak masuk hingga para polwan bubar diganti polisi anti huru-hara yang memegang tameng. Namun, tetap saja tak membuat massa mundur. Sampai akhirnya mereka diberi waktu berbicara di depan kantor DPRD Manado.

Orasi diawali Nina Nayoan, S.Th., perwakilan World Student Christian Federation  (Federasi Mahasiswa Kristen se-Dunia) dan Ketua GAMKI Sulut, Meidy Tinangon. Dua tokoh pemuda yang juga senior GMKI itu menyerukan keprihatinan lembaga mereka dan mengecam tindakan penganiayaan para aktivis mahasiswa yang dilakukan aparat hukum di dalam rumah rakyat. Polisi didesak mengusut tuntas kasus ini. Aparat hukum pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dihukum. Perjuangan melawan narkoba yang mengancam masa depan generasi bangsa, ditegaskan.

Cukup lama berorasi, massa akhirnya diizinkan masuk ke ruang paripurna DPRD Manado. Di dalam ruangan itu, suasana unjuk rasa semakin panas. Nyanyian para orator semakin keras menyuarakan tuntutan mereka. Tema aksi 1 Juni lalu tetap digaungkan. Lawan Narkoba.

Ketua GMKI Cabang Manado, Hizkia Sembel, dengan lantang mengajak seluruh elemen mahasiswa, pemuda dan masyarakat untuk berperan aktif dalam memerangi narkoba.

"Kebrutalan oknum kepolisian, Satpol PP dan dan sraf DPRD Manado yang bertindak terhadap kader GMKI Manado, 1 Juni lalu, di hari lahirnya Pancasila, ikut kami kecam," teriak Sembel.

Masalah lembaga DPRD Manado yang selama dua tahun tak memiliki Badan Kehormatan (BK), turut didesak agar segera dibentuk.

Dengan penyampaian berapi-api, di hadapan sejumlah legislator yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Manado, Richard Sualang, Sembel menegaskan jika GMKI dan GAMKI mengecam oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM, penganiayaan terhadap aktivis-aktivis mahasiswa di depan umum.

Penolakan kriminalisasi terhadap aktivis-aktivis mahasiswa dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, ikut dilontarkan. Sejumlah pejabat pemerintah yang dianggap ikut bertanggungjawab terhadap tindakan kekerasan bagi para aktivis GMKI 1 Juni lalu, didesak dihukum.

"Kami meminta pencopotan Kepala Sat Pol-PP Manado dan Sekretaris DPRD Manado atas pembiaran terjadinya tragedi berdarah, dimana ada oknum dari dua instansi tersebut sebagai pelakunya," tandasnya lagi.
Orasi Mewakili Senior Member GMKI oleh Drs. Dolfie Angkow

Teriakan kencang para pendemo bersahut-sahutan, meminta tujuh tuntutan yang disuarakan dapat terpenuhi. Penolakan terhadap aparat kepolisian agar tak berada di ruang paripurna, disuarakan. Merespon tuntutan itu, tampak para Polisi hanya berjaga di luar ruangan.

Aksi mengumpulkan koin untuk membiayai papan nama legislator CL dan peralatan kantor dewan yang rusak saat demo 1 Juni, ikut dilakukan. Dana terkumpul sampai sekitar Rp 750 ribu. Aksi itu diawali Hizkia Sembel, dengan mengeluarkan uang dari dompetnya tapi dengan pecahan mata uang 10 Dollar Singapura. Uang itu diserahkan kepada pimpinan DPRD, Richard Sualang.

Selesai mereka berorasi dan bernyanyi, Sualang lantas diberi kesempatan berbicara. Di hadapan para pendemo, politisi PDIP itu mengakui, introspeksi diri sebagai legislator ketika bertugas perlu ada. “Demo ini merupakan bahan teguran bagi kami, sekaligus tamparan bagi lembaga dewan,” kata Sualang.

Sualang yang juga mantan aktivis, menyambut antusias aksi ini, apa lagi nama orang tuanya, almarhum Freddy Sualang, disebut-sebut saat orasi sebagai punggawa GMKI.

Laporan Polisi dari DPRD terhadap mahasiswa yang dianggap melakukan perusakan fasilitas negara pada 1 Juni lalu, ditegaskan akan dicabut.

Sualang yang didampingi legislator, Lily Binti, Benny Parasan, Stenly Tamo, Pingkan Nuah, Deasy Roring, Hengky Kawalo, Arthur Paath, Lina Pusung, Sonny Lela dan Apriliano Saerang, menyampaikan, laporan tersebut akan diminta dicabut dalam waktu dekat dan menyebutkan upaya tersebut telah disampaikan ke Sekretaris Dewan.

“Kami juga meminta maaf atas sikap para wakil rakyat yang seolah menertawakan mahasiswa saat demo pertama lalu,” aku Sualang.

Soal Badan Kehormatan, disebutkan, saat rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Manado lalu sudah diputuskan untuk mengagendakan pembentukannya.

Mengenai sangsi anggota dewan yang terseret kasus narkoba, Sualang menyerahkan sepenuhnya kepada partai yang menaunginya.

"Itu merupakan kewenangan partai yang mengusungnya, yakni Partai Demokrat," imbuhnya, sembari menyerahkan waktu berbicara kepada Ketua Fraksi Partai Demokrat, Deasy Roring.

Tampilnya Roring disambut suara riuh massa aksi. Usaha klarifikasi dilakukan. Dijelaskannya, surat mengenai adanya keterlibatan kader partai menggunakan narkoba telah dilayangkan ke DPP Partai Demokrat.

"Saat penangkapan kemudian adanya konferensi pers Polda Sulut, DPD sudah diberikan surat. Hal sama pun diteruskan ke DPP Demokrat di Jakarta. Surat kedua seandainya perlu akan kami lakukan," lantang Roring.

Suara riuh massa kembali mengencang. Para mahasiswa langsung meminta perwakilan GMKI pusat yang hadir agar segera mengecek di Jakarta kebenaran informasi yang disampaikan Roring. Meminta bukti apakah surat tersebut benar sudah dikirim.

"Kan, ada mekanismenya. Semua di partai politik kalau dari tingkat kabupaten dan kota perlu membuat surat ke provinsi baru ke pusat dan kami telah menindakinya," terang Roring namun terlihat masih tak memuaskan pendemo.

Di sela-sela ada ketegangan, para aktivis menuding, besar kemungkinan ada anggota dewan belum tes narkoba. Mendengar hal tersebut, Richard Sualang memberi keyakinan jika pemeriksaan keseluruhan legislator yang tersisa telah selesai sejak satu bulan lalu.

Tapi itu tetap tak memuaskan sehingga kembali ada seorang pendemo menyebutkan kemungkinan besar masih ada legislator yang belum tes narkoba.

Pernyataan ini membuat Stenly Tamo berang. Ia bersumpah, dirinya berani mati kalau pemeriksaan belum dilakukan mereka. Gaya protes Tamo terlihat ‘provokatif’ hingga memancing emosi pendemo. Massa langsung menyerbu ke depan meja legislator sembari berteriak tak menerima reaksinya.


Untung saja kondisi dapat ditenangkan oleh para senior GMKI dan GAMKI sehingga pendemo terkontrol. Mereka lantas mengakhiri demonstrasi damai tersebut dengan berjabat tangan dengan para legislator.

Aksi massa berlanjut ke Pemkot Manado. Di pintu masuk kantor Walikota, massa dihadang barikade polisi. Saling dorong antara massa dan polisi kembali tak terhidarkan.

Sambil berorasi, massa terus menuntut kehadiran Walikota Manado untuk menerima aspirasi mereka. Suara menuntut pencopotan Sekretaris DPRD dan Kepala Satpol-PP nyaring didengarkan. Sayangnya, hingga pukul 16:00 Wita, mereka hanya berhadapan dengan Kepala Kesbangpol Manado yang diback up polwan-polwan cantik Polresta Manado.

Di ujung aksi, massa meyerahkan 7 tuntutan mereka ke perwakilan Walikota, sembari menegaskan akan kembali dengan massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka tak digubris. (tim me)

- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-12342-gmkigamki-desak-pencopotan-sekwan-dan-kasat-polpp.html#sthash.kHoNOCc9.dpuf

KLIPPING BERITA:Harian Komentar
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID MANADO - Ada tujuh poin penting pernyataan sikap dalam demo Keluarga Besar GMKI - GAMKI Sulawesi Utara dalam demo yang digelar Kamis (9/6) siang di Kantor DPRD Kota Manado dan Kantor Wali Kota Manado.
Ini Tujuh Pernyataan Sikap Mahasiswa GMKI dan GAMKI
suasana aksi (Foto: Tribunmanado.co.id)
Dalam orasi di dalam kantor DPRD, Hizkia, Ketua GMKI Manado membacakan tujuh pernyataan tersebut. Di antaranya mengajak seluruh elemen masyarakat perangi narkoba.
Mengecam dan mendesak pimpinan DPRD Kota Manado dan Ketua Fraksi Partai Demokrat untuk memberikan sanski pada oknum anggota Dewan yang telah terbukti menggunakan dan menyimpan narkoba sejak dua bulan lalu.
Mengecam seluruh anggota DPRD Kota Manado yang telah menjadi wakil rakyat dua tahun namun tidak memiliki Badan Kehormatan dan mendesak untuk segera dibentuk Badan Kehormatan DPRD Kota Manado.
Mengecam tindakan brutalitas oknum aparat kepolisian, Sat Pol PP dan staff DPRD Kota Manado terhadap mahasiswa kaderGMKI Manado di hari lahirnya Pancasila.
Mengecam oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM dengan melakukan penganiayaan terhadap aktivitis mahasiswa yang sedang sampaikan orasi.
Copot kepala Satpol PP Kota Manado dan Sekretaris Dewan Kota Manado atas pembiaran terhadap tragedi berdarah yang dilakukan oknum Satpol PP dan staff Kantor DPRD Kota Manado. Terakhir tolak kriminalisasi terhadap aktivis yang sedang perjuangkan nilai keadilan sesuai Pancasila.

Jumat, 03 Juni 2016

GAMKI KECAM AKSI REPRESIF APARAT KEPADA KADER GMKI

Desak Kapolresta Manado Dicopot


Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus, Wartawan ManadoExpress Kelly Korengkeng dan Tim ME... Gambar Klipping, ME, Swara Kita dan Manado Post


TRIBUNMANADO.CO.ID,TONDANOAksi anarkis dan pemukulan yang dilakukan oleh polisi terhadap mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Manado saat melakukan aksi damai di DPRD Manado kemarin mendapat kecaman dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)Sulut.
"GAMKI Sulut mengecam tindak represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. Padahal teman-teman dari GMKImelaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum," ujar Meidy Tinangon ketua GAMKI Sulut.
Padahal menurutnya, materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba."Sebenarnya apa yang mereka suarakan itu baik, dan tempatnya juga kan di rumah rakyat, tempat untuk menyuarakan aspirasi rakyat, kenapa harus ditindaki seperti itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, polisi harusnya cukup mengamankan saja, jika ada aksi merusak atau tindakan anarkis terhadap anggota DPRD Manado barulah mereka amankan."Tapi ini kan mereka aksi damai, kenapa justru polisinya yang anarkis, ini kan aneh," jelas dia.
Tindakan polisi tersebut juga dianggap melukai demokrasi diSulut."Sebenarnya aksi damai itu biasa terjadi," jelasnya.
Untuk itu GAMKI Sulut meminta Kapolda Sulut mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum polisi yang bersikap represif terhadap mahasiswa GMKI Manado tersebut.
"Kami minta Kapolda Sulut tindak tegas oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais tersebut dan tidak menghargai asas demokrasi," jelas dia.

Manado, ME

Gelombang perlawanan berbagai elemen masyarakat Nyiur Melambai menyasar Korps Bhayangkara. Aksi pemukulan oknum Polisi terhadap sejumlah mahasiswa/aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) saat menggelar demo di kantor DPRD Manado, Rabu (1/6) kemarin, jadi pemantik.


Nada protes itu seperti yang dilayangkan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut). Organisasi pemuda kristen ini mengecam tindakan represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. "Padahal teman-teman GMKI melaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum. Bahkan materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba," sembur Ketua GAMKI Sulut, Meidy Tinangon MSi.


Terkait hal tersebut, GAMKI mendesak Kapolda Sulut, Brigjen Pol Wilmar Marpaung, menindak tegas oknum Polisi yang telah melakukan tindakan tak terpuji itu. "GAMKI meminta Kapolda mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang bersikap represif tersebut. Oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais, yang merusak citra Polisi sebagai mitra masyarakat," tandas Tinangon.


Diketahui, demonstrasi yang dilakukan puluhan aktivis GMKI Manado, Rabu kemarin, berakhir ricuh. Sejumlah aktivis jadi korban. Sementara itu, sejumlah pendemo diciduk aparat. Suasana Kantor DPRD Manado pun ‘tegang’.

Dalam bentrok yang terjadi, sejumlah aktivis GMKI terlihat berdarah. Ada yang luka di bagian kepala, wajah hingga punggung. Tindakan aparat tersebut memantik reaksi berang dari berbagai elemen masyarakat. Di media sosial facebook, bertaburan kecaman warga terhadap aparat. Para penegak hukum dinilai tak pantas melakukan tindakan kekerasan terhadap para aktivis. Apalagi mereka sedang berjuang melawan kejahatan narkoba yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia. (kelly korengkeng)

- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-12258-gamki-sulut-kecam-penganiayaan-aktivis-gmki.html#sthash.Apw4urX8.dpuf
Pertemuan Kader dan senior GMKI - GAMKI dengan Kapolda

GAMKI SULUT DORONG PENCOPOTAN KAPOLRESTA MANADO
Gelombang perlawanan terhadap aparat penegak hukum ikut digoyang organisasi pemuda lain di Sulut. Gerakan Angkatan Muda Kristen Indoensia (GAMKI) ‘mengaum’. Kepala Kepolisian Resort  Kota (Kapolresta) Manado didesak dicopot.

Kecaman keras terhadap tindakan oknum-oknum aparat Polresta Manado dan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) dipertegas. Tindakan brutal tersebut melukai iklim  dan semangat berdemokrasi. Bagitu pula, melukai pemaknaan hari lahirnya Pancasila. “Tindakan itu juga merusak citra polisi sebagai mitra masyarakat. Secara khusus untuk oknum tim Paniki yang terlibat penganiayaan. Kesuksesan menangkap pelaku kejahatan yang selama ini dilakukan, tercoreng dengan tindakan penganiayaan kepada mahasiswa yang justru mensuport tugas kepolisian dalam konteks darurat narkoba,” urai Ketua GAMKI Sulut, Mediy Tinangon.

Organisasi pemuda kristen ini mengecam tindakan represif aparat yang tidak berperikemanusiaan. "Padahal teman-teman GMKI melaksanakan aksi damai yang tidak mengancam ketertiban umum. Bahkan materi aksi menunjang tugas polisi untuk memerangi narkoba," sambung Tinangon.
GAMKI mendesak Kapolda Sulut, Brigjen Pol Wilmar Marpaung, menindak tegas oknum polisi yang telah melakukan tindakan tak terpuji itu. "GAMKI meminta Kapolda mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang bersikap represif tersebut. Oknum-oknum aparat yang tidak pancasilais, yang merusak citra Polisi sebagai mitra masyarakat," tandas Tinangon. “Saya tadi (kemarin, red) sebagai senior GMKI dan ketua GAMKI Sulut, hadir dalam  pertemuan dengan Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah. Kami sudah berbicara. Kami berharap  Kapolda memenuhi janjinya untuk memproses aparat yang terlibat,” tukasnya.

Dalam pembicaraan tersebut, para pemuda mengkritisi pernyataan Kapolresta Manado bahwa anggotanya tidak melakukan penganiayaan. “GAMKI menganggap bahwa hal tersebut adalah pembohongan publik dan pembelaan yang tidak proporsional. Karenanya GAMKI mensupport sikap GMKI yang menuntut Kapolresta Manado dicopot dari jabatannya,” ungkapnya.

Manado Post, 3 Juni 2016
Diketahui, demonstrasi yang dilakukan puluhan aktivis GMKI Manado, Rabu kemarin, berakhir ricuh. Sejumlah aktivis jadi korban. Sementara itu, sejumlah pendemo diciduk aparat. Suasana Kantor DPRD Manado pun ‘tegang’.

Dalam bentrok yang terjadi, sejumlah aktivis GMKI terlihat berdarah. Ada yang luka di bagian kepala, wajah hingga punggung. Tindakan aparat tersebut memantik reaksi berang dari berbagai elemen masyarakat. Di media sosial facebook, bertaburan kecaman warga terhadap aparat. Para penegak hukum dinilai tak pantas melakukan tindakan kekerasan terhadap para aktivis. Apalagi mereka sedang berjuang melawan kejahatan narkoba yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia.

- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-12263-%E2%80%98lawan-aksi-represif-aparat-hukum%E2%80%99.html#sthash.FMW5Fi3Y.dpuf



Harian Swara Kita, 3 Juni 2016











Jumat, 27 Mei 2016

GAMKI SULUT Kuatir Ekspansi GMIM timbulkan Keretakan Gereja

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID,TONDANO- Disepakatinya Gereja Masehi Injili di Minahasa akan ada di beberapa wilayah di Indonesia dan hingga ke negara luar dengan tetap menggunakan nama GMIM menimbulkan kekhawatiran warga GMIM, meski tujuan mereka adalah pengembangan pelayanan.
Pada SMSI GMIM ke 78 yang dibahas yaitu perubahan mendasar yang termuat di Tata Dasar GMIM Bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang perubahan GMIM melayani baik di Tanah Minahasa maupun di luar Tanah Minahasa menunjuk ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia, pengecualian wilayah Sulutenggo karena ada sinode am.
“Dengan disepakatinya aturan tersebut yang berarti GMIM akan ada di mana-mana membuat kami khawatir bisa menyebabkan keretakan hubungan antara GMIM, GPI dan PGI,” jelas Meidy Tinangon ketua GAMKI Sulut, Kamis (19/5).
Ia menambahkan padahal banyak sekali masalah di GMIM yang perlu dibenahi dibanding untuk mengembangkan atau membangun GMIM di daerah hingga ke negara lain.”Harusnya banyak sekali masalah intern yang jadi prioritas seperti masalah UKIT yang belum selesai sampai sekarang, dan sebagai wargaGMIM saya ikut prihatin,” jelasnya
Dijelaskannya, ketika GMIM membuka diri untuk ada di mana-mana itu berarti GMIM juga harus menerima gereja dari daerah lain yang akan masuk ke Sulawesi Utara atau tanah Minahasa.”Harus kami ingatkan juga kalau GMIM mau ada di mana-mana, berarti GMIM juga harus siap gereja dari daerah lain masuk ke tanah Minahasa atau wilayah Sinode GMIM,” ujarnya.
Menurutnya sebenarnya GMIM tak masalah bersifat untuk mengglobal namun hanya bersifat fungsional saja dan tidak perlu secara struktural teritorial saja seperti yang disepakati GMIMpada SMSI kemarin.
“Sebenarnya tidak perlu GMIM ada di tempat lain, kalau mau melakukan pelayanan saja yang tidak masalah, tapi kalau harus membangun GMIM atau menggunakan nama GMIM sebab di sana juga kan ada gereja,” jelasnya.
Penulis: Alpen_Martinus
Editor: Rine_Araro
Sumber: Tribun Manado

Sabtu, 21 Mei 2016

Pelantikan DPD GAMKI SULUT 2016-2019

Tondano, ME

Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut) memiliki nahkoda baru. Selesai terpilih beberapa pekan lalu, Meidy Yafeth Tinangon resmi dilantik sebagai Ketua di organisasi pemuda besar ini.

Momen bersejarah terjadi dalam kehidupan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa ini. Di sela- sela Hari Ulang Tahunnya (HUT) yang ke 40, turut dirangkaikan dengan pelantikan dirinya sebagai Ketua GAMKI bersama dengan pengurus dan anggota lainnya, Senin (2/5) malam, di Kelurahan Kiniar, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa.

Selain itu sebagai seorang yang gemar menulis, Tinangon melakukan launching empat buku sekaligus dalam acara syukurnya pada saat itu. Di antara buku tersebut salah satunya ia persembahkan untuk para pemuda dan setiap organisasi berbasis kepemudaan. Karya tersebut berjudul ‘Dari Sarjana Plus ke Pemuda Labora’. “Buku ini unutk para mentor dan senior dan adik-adik mahasiswa serta keder GMKI, GAMKI dan Pemuda Gereja,” urai Tinangon.

Dirinya mengatakan, sangat bersyukur telah dipercayakan menjadi Ketua GAMKI. Ia tidak sempat berpikir untuk bisa memimpin organisasi besar di Indonesia seperti GAMKI. Bagi Tinangon, dengan dilantik sebagai ketua merupakan kepercayaan yang besar telah diberikan kepadanya dan dirinya sangat berterima kasih. “Kepercayaan ini bukan karena saya melainkan karena Tuhan. Terlebih teman-teman yang telah mendukung saya sehingga boleh mengemban tugas yang baik dan mulia ini,” ungkap Tinangon.

Sebagai pimpinan di GAMKI dirinya tetap akan menjalani tugasnya seperti dulu untuk terus memotivasi para kaum muda supaya mengembangkan diri. Karena menurutnya, kemajuan daerah berakar juga dari kesungguhan generasi muda dalam berkarya. “Dalam buku, saya mengulas agar pemuda jangan hanya menjadi seorang sarjana tapi harus menjadi pekerja-pekerja bagi negeri dan daerahnya,” ujar Tinangon.

Hadir dalam acara pelantikan tersebut Wakil Gubernur Provinsi Sulut, Steven Kandouw, Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow, Dewan Pimpinan Pusat GAMKI, Ketua DPD KNPI Sulut Jackson Kumaat, Ketua Pemuda Sinode Am DR Peggy Mekel dan seluruh undangan yang berasal dari berbagai kalangan. (tim me)
- See more at: http://www.manadoexpress.co/berita-11798-tinangon-resmi-nahkodai-gamki-sulut.html#sthash.CgIWdrDk.dpuf